Memecah batu

Kabar gembira disampaikan Pastor Antonius Budi Wihandono, Pr yang saat ini melayani umat Katolik di Stasi Mandam, Paroki Batulicin, Keuskupan Banjarmasin. Hari-hari ini di tempatnya sedang berlangsung pembangunan pastoran (tempat tinggal pastor). Yang menarik adalah pembangunan dilaksanakan secara gotong royong bersama warga sekitarnya. Tak hanya umat Katolik, namun warga yang bukan Katolik pun turut bahu membahu dalam pembangunan pastoran tersebut.


Memecah batu

Ibu-ibu memasak untuk makan siang warga yang bergotong royong





Setiap hari Jumat bergotong royong. Jumat, 23 Oktober 2020, mereka bergotong royong memecah batu. "Ada yang mengebor batu, ada yang memecah batu. Tak ketinggallan ibu-ibu selalu siap memasak. Guyub umat memberi semangat dalam pelayanan," tulisnya melalui akun Facebooknya.

Ia pun bercerita kalau yang ikut kerja bakti untuk pembangunan pastoran, tidak hanya orang Katolik tapi juga warga yang beragama Islam dan Hindu. Yang menarik lagi, menurutnya, sebagian dari mereka yang bergotong royong membawa bahan makanan untuk dikonsumsi bersama-sama.

"Karena kerja bakti itu untuk Pastoran, saya pikir untuk keperluan konsumsi dari Gereja, ternyata sebagian yang ikut kerja bakti membawa beras, sayur, lauk, gula dan keperluan konsumsi untuk kerja bakti," tulis Pastor yang tinggal di Mandam, Desa Cantung, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, 330 km dari Banjarmasin itu.

Tak hanya sebentar. Kerja bakti dilakukan dengan waktu yang panjang mulai pukul 08:30 hingga 16.00. Mereka hanya beristirahat makan siang jam 12:00. "Setelah makan siang, mereka masih melanjutkan lagi kerja bakti sampai jam 16:00," kata Pastor Budi.

Tak hanya kaum lelaki, para ibu pun ikut bergotong royong. "Ibu-ibu setia menyertai bapak-bapak sambil menyediakan konsumsi," kata Pastor Budi.

Inilah Indonesia, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Apapun latar belakangnya, kita bersatu, bergotong royong, membantu yang membutuhkan.
Indah sekali.

Post a Comment

Kesan/Pesan