Suasana di ruang tunggu pemeriksaan dokter

Uhuk uhuk uhuk! 

Uhuk uhuk uhuk!


Itu adalah suara-suara batuk yang terdengar di depan Poliklinik Edelweis, tempat pemeriksaan Paru non infeksi Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta.


Aku saat itu menunggu pemeriksaan paru bersama beberapa orang. Waktu itu kebanyakan pasien berusia lanjut. Aku tak menjumpai orang muda yang memeriksakan parunya.

Sudah 2 jam lebih aku menunggu giliran pemeriksaan. Seorang kawan sudah memberi informasi, pemeriksaan melalui jalur BPJS atau JKN butuh waktu agak lama. "Harap sabar ya," pesannya padaku.


Benar, aku menunggu pemeriksaan dan ternyata sangat lama. Aku menunggu dengan sabar. Kadang duduk, sebentar jalan-jalan supaya badan hangat, minum, melihat suasana luar dari balik kaca. Semua itu kulakukan hanya untuk membuang rasa jenuh. Kalau dihitung ketika registrasi, wah tambah lama lagi. Sebab, waktu itu aku harus mengisi formulir yang cukup panjang dan lama.


Tentu, semua itu harus dilalui demi mendapat fasilitas pengobatan via BPJS atau JKN.


Aku memeriksakan diri ke poliklinik tersebut atas rujukan dokter. Usai terinfeksi Covid-19, batuk tak kunjung sembuh. Menurut dokter, berdasar pembacaannya atas hasil foto rontgen toraks, aku harus menjalani pemeriksaan melalui CT Scan supaya bisa mendapat diagnosa yang lebih akurat.


Semua itu menjadi penting mengingat tahun 2005, aku pernah menderita TBC Paru. Dengan demikian, aku komorbid. Juli akhir 2021, aku positif Covid-19. Pasca Covid, aku masih batuk. Karena itulah, aku harus menjalani serangkaian pemeriksaan.


Semoga dengan cara ini, batuk yang menyiksa ini segera disembuhkan. Aku pun bisa beraktivitas seperti biasa lagi.


Bicara tentang Covid-19, kita tak bisa mengabaikannya begitu saja. Ada orang mengatakan dirinya baik-baik saja ketika terinfeksi. Tanpa gejala. Namun, bagi yang lain, terinfeksi Covid-19 menjadi waktu pertaruhan hidupnya. Tak sedikit yang meninggal dunia, meski banyak yang sembuh. Namun, banyak juga yang sembuh namun masih menyisakan gejala.


Maka dari itu, kita harus melihat Covid-19 secara serius, bukan menganggapnya sebagai perkara sepele. Meskipun demikian, kita juga tak perlu terlalu takut dan panik. Mematuhi protokol kesehatan dan menjalani vaksin adalah yang terbaik.


Sikap hati-hati baik untuk diri sendiri maupun orang lain menjadi laku etis bagi kita semua yang ingin menjaga kehidupan.


Maka, mari kita saling menjaga dan mematuhi protokol kesehatan.

Post a Comment

Kesan/Pesan