Beberapa warga desa di tempat saya tinggal mengeluh karena tidak mendapat Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Padahal mereka sungguh layak mendapat dana PSKS itu. Sementara beberapa orang yang sebenarnya tidak berhak menerima program tersebut, justru mendapatkannya. RT dan RW setempat pun tak tahu menahu tentang pendataan warga yang layak mendapat program tersebut. Tahu-tahu beberapa warganya mendapat undangan untuk mengambil dana tersebut.

Yang menarik kemudian adalah beberapa warga yang merasa sebenarnya mampu mendapat dana tersebut dan beberapa warga yang sebenarnya kurang mampu lalu mendapat dana tersebut bersepakat ketika ada warga yang lebih membutuhkan dari mereka tidak mendapatkan dana tersebut, mereka akan mengalihkan sebagian dana tersebut kepada yang lebih berhak.Bahkan ada yang memberikan dana tersebut seluruhnya karena ia merasa tidak berhak. Dana itu pun diurus salah seorang di antara mereka, lalu melalui pertemuan warga, mereka mencari orang-orang yang sekiranya lebih pantas menerima dana tersebut.


Warga tersebut sebenarnya telah menerapkan  prinsip gotong royong dan solidaritas. Mereka tahu artinya berbagi dan sadar diri bahwa sesusah-susahnya mereka, mereka harus berbagi. Maka, ketika katakanlah dapat "hadiah dari langit", mereka tak serta merta menghabiskan dana tersebut untuk dirinya sendiri, namun sebagian di antaranya dibagi kepada yang membutuhkan. Dengan demikian, kesusahan, penderitaan sesama warga bisa diringankan.

Sebenarnya ketika semua orang bisa bersolider dan mau bergotong royong (bersama-sama) saling bahu membahu, penderitaan sesusah apapun bisa ditanggulangi. Yang menjadi masalah adalah, ketika ada orang serakah. Orang-orang serakah tersebut tidak mau tahu akan penderitaan orang lain. Yang mereka pedulikan hanyalah nafsu memiliki dan mengonsumsi serta memuaskan dirinya sendiri belaka.

Mukjizat lima roti dan dua ikan yang dilakukan Yesus di hadapan 2000 laki-laki (ditambah para perempuan dan anak-anak) berhasil mengatasi rasa lapar orang-orang yang mengikuti-Nya.

Dan hal itu terbukti dan bahkan dihidupi masyarakat hingga hari ini, meski sebagian kelompok masyarakat di sana-sini banyak yang tergerogoti oleh egoisme dan keserakahan.

Selama masyarakat masih mampu bergotong royong sebenarnya kesejahteraan masih bisa diraih.


Post a Comment

Kesan/Pesan