Suatu ketika, saya melakukan perjalanan dari Yogyakarta menuju Semarang dengan mengendarai sepeda motor.   Menariknya, saya melakukan perjalanan itu melalui Kopeng, sebuah dataran tinggi di lereng gunung Merbabu. Pemandangan di sana sungguh luar biasa. Gunung-gunung dapat saya lihat dengan baik. Merapi, Merbabu, bahkan si kembar Sindoro-Sumbing pun bisa saya tatap dengan mata telanjang. Sungguh indah pesona alam di sana.

Namun dari semua itu, yang paling menarik adalah ketika saya sampai di daerah Ngablak, tepatnya di pasar Ngablak sebelum Kopeng kalau dari arah Yogyakarta. Saya melihat pasar itu sangat ramai. Para pedagan sibuk melayani pembeli. Para pembeli pun sibuk menawar harga yang disampaikan penjual. Semua serba dinamis.

Mata saya pun tanpa sengaja menatap seorang ibu yang bersama beberapa perempuan lain sedang duduk di bak mobil pick up. Mereka duduk di antara barang-barang yang diangkut. Seorang ibu yang saya perhatikan itu sedang menyantap sarapan paginya dengan lahap. Rupanya ia belum sarapan pagi. 

Ibu itu tentu sangat sibuk sehingga belum sempat sarapan. Namun, ia mencuri waktunya. Seraya menaiki pick up, ia menyantap sarapan. Ia memanfaatkan waktu dengan sangat baik, sehingga begitu sampai di tempat tujuan, ia sudah sarapan dan siap beraktivitas lagi. Dia adalah penjual sayur mayur.

Setiap orang diberikan waktu sama yakni 24 jam sehari. Namun, yang berbeda adalah cara memanfaatkan jatah waktu itu. Ada orang yang menghabur-hamburkan waktunya untuk melakukan hal-hal yang tak berguna. Sementara itu, ada orang yang mengisi waktunya dengan tindakan yang berharga. 

Hanya orang yang bisa mengisi waktunya dengan baik, ia akan menjadi manusia yang penuh makna. Banyak hal yang semestinya bisa diperbuat. Maka, kita bisa membedakan dengan jelas, orang-orang yang memanfaatkan waktu dengan baik dengan orang yang tak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Ada karya nyata pada mereka yang memanfaatkan waktunya dengan baik. Sementara itu, orang yang menyia-nyiakan waktunya, ia menjadi orang yang mandul dalam berkarya.

Sementara orang mengatakan semakin sibuk orang beraktivitas, semakin baik ia mengatur waktunya. Demikian juga sebaliknya. 

Yang bisa kita pelajari dari ibu tadi adalah kita diajak untuk menghargai anugerah waktu yang telah diberikan Tuhan pada kita karena bisa jadi kita nanti, atau besok tak ada waktu lagi untuk melakukan hal-hal baik.

Waktu adalah anugerah. 


Post a Comment

Kesan/Pesan