Adalah Uler. Makhluk berbulu yang luar biasa. Uler adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti ulat dalam bahasa Indonesia. Ketika orang-orang takut dengan ulat karena suka memakan daun-daunan dan membuat gatal-gatal di tubuh, aku justru menyukai Uler.

Bagiku makhluk itu sangat ngengeni (membuat rindu). Ah, bahkan kalau pulang, aku tak segan untuk membelainya di dekat pintu rumah. Makhluk yang menakjubkan pikirku.



Memang tanganku agak gatal sedikit ketika membelai bulu-bulunya. Luar biasa. Bunyi kata uler saja sudah membuat pikiranku gatal-gatal dan membayangkan betapa lucunya makhluk itu. Langsung saja, pikiranku melayang ke makhluk itu untuk memegang-megang dengan gemas. Aku tahu kaki-kakinya yang tak terlalu besar itu pasti akan diangkat-angkat sedikit seperti ingin menyentuhku.Hiii begidik rasanya.

Bulunya yang kecoklatan bercampur warna hitam dan di sebagian badannya berwarna putih itu menunjukkan bahwa ia adalah makhluk yang tak monoton. Seniman,Sang Penciptanya yang sangat hebat, bisa melukis bulu-bulunya dengan menarik. Tone warnanya pun sungguh harmonis. Tidak ngejreng seperti pakaian para remaja masa kini yang tak jelas maksudnya. Namun, tone warnanya memikat hati dan menyejukan segenap rasa yang selama ini lelah karena rutinitas berkarya.

Ah, lagi-lagi aku ingin memelukmu makhluk ajaib. Jika dibandingkan makhluk-makhluk ciptaan lainnya di sebagian Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, mereka tak sebaik nasibmu. Orang-orang itu meracuni mereka.

Ah, Ulerku yang baik. Aku akan datang esok ya..

Aku teringat dua tahun lalu, ketika isteriku, waktu itu masih pacarku, memberi nama Uler pada anjing itu.

Guk guk guk, Uler menyapaku.....Uler, anjing baikku!

Post a Comment

Kesan/Pesan