Puluhan orang mati ketika gunung Merapi menunjukkan kehebatannya dengan muntahan awan panas (wedhus gembel), lahar dingin, hujan abu maupun pasir. Selain itu, orang-orang juga mengungsi karena tempat tinggal mereka juga terkena sapuan awan panas, hujan pasir dan abu ataupun lahar dingin.

Orang-orang pun mulai menyebut bahwa gunung Merapi telah membawa bencana. Mereka yang mati karena awan panas dan yang mengungsi disebut sebagai korban bencana gunung Merapi. Baik yang mati atau terkena dampak yang merugikan dari gunung Merapi disebut orang-orang sebagai korban. Dengan mudahnya masyarakat menyebut mereka sebagai korban bencana. Gunung Merapi dianggap telah membawa bencana.

Menurut saya, istilah bencana dalam konteks gunung Merapi sebenarnya salah besar. Mengapa? Sejak dulu, Merapi sebagai gunung api yang aktif memang selalu memuntahkan awan panas, lahar dingin, pasir, abu dan material lainnya. Dengan demikian Merapi memang memiliki karakter bahaya meskipun proses pemuntahan materi gunung itu terjadi pada waktu-waktu tertentu.

Terjadinya korban penduduk di sekitar Merapi beberapa waktu lalu dan waktu-waktu jauh sebelumnya menunjukkan bahwa Merapi dari waktu ke waktu memang mempunyai karakter bahaya bagi manusia. Namun dengan menyebut bahwa Merapi telah membawa bencana karena menyebabkan kematian manusia merupakan kesalahan besar. Merapi tidak pernah membawa bencana karena gunung Merapi memang demikian adanya, selalu mengeluarkan sifat bahaya bagi makhluk hidup. Memang materi yang dikeluarkannya bersifat mengancam keselamatan manusia.

Tentu akan lebih aman bagi manusia jika manusia tidak tinggal di area bahaya materi yang dikeluarkan gunung Merapi. Namun yang terjadi adalah manusia mendekati kawasan yang punya potensi bahaya bagi manusia tersebut. Jadi sebenarnya yang salah adalah manusianya bukan gunungnya.

Sebenarnya tidak akan terjadi kematian besar atau jatuh korban akibat Merapi jika manusia tidak mendekati Merapi. Jadi yang terjadi sebenarnya adalah manusia yang membuat dirinya terancam bahaya Merapi, bukan Merapi yang mengancam manusia. Manusia yang mendekati bahaya Merapi-lah yang lebih tepat.

Jadi, menyebut Merapi sebagai pembawa bencana jelas merupakan kebodohan dan kesombongan manusia yang menganggap dirinya sebagai yang serba benar. Adalah salah besar jika, gunung meletus membawa korban manusia yang disalahkan adalah gunungnya. Padahal gunung tak pernah berbuat lebih selain mengeluarkan materi-materi dari perutnya. Pekerjaan rutin gunung sebaiknya jangan dikriminalkan sebagai pembawa bencana.

Gunung Merapi tidak pernah membawa bencana. Manusialah yang mendekati bencana itu.
Maka, berita di koran, televisi maupun media sosial lainnya sebaiknya tidak menyebut "korban bencana Merapi" karena Merapi tak pernah menjadi penyebab (membawa) bencana.

Post a Comment

Kesan/Pesan