Jika kita berdoa di gua
Maria, entah gua Maria di manapun, kita merasakan kedamaian yang luar biasa.
Segala masalah seakan sirna. Terlebih rasa sejuk dan segar melingkupi kita. Gua
Maria menjadi oase bagi rohani kita yang lelah bergumul sekian waktu dalam
berbagai aktivitas. Sejauh pengamatan penulis, gua Maria menjadi tempat yang
laris dikunjungi umat Katolik. Bahkan, umat bukan Katolik pun kerap datang ke
tempat tersebut.
Namun
di tempat yang nyaman untuk berdoa dan berdevosi tersebut, sebenarnya
terkandung nuansa alam yang sangat dalam. Di sana, sadar tidak sadar,
sebenarnya selain merajut relasi dengan Allah dan Bunda Maria, kita sebenarnya
sedang merajut relasi dengan alam di sekitar gua yang sangat indah.
Memang pada umumnya, di
tempat yang didirikan gua Maria, tempat tersebut terjaga kelestariaannya. Kalau
pun aslinya adalah tempat yang ditumbuhi tumbuhan besar, maka, tumbuhan besar
itu akan dilestarikan. Kalaupun di tempat tersebut masih terasa gersang, maka
pihak pengelola atau masyarakat setempat akan mengupayakan penghijauan di
tempat tersebut. Maka, sebenarnya, dengan berdirinya gua Maria, sebenarnya juga
di dalamnya ada upaya konservasi alam. Ini patut kita apresiasi dan maknai
secara dalam.
Dengan demikian, gua
Maria menjadi tempat yang sangat nyaman untuk berdoa sekaligus menjadi tempat
yang baik untuk berdekatan/berelasi dengan alam.
Gua Maria di Penadaran
adalah salah satu contoh. Dari tempat yang terasa panas, ketika di sana
didirikan gua Maria, dalam beberapa waktu tempat itu telah berubah menjadi
hijau dan adem. Artinya, kehadiran gua Maria, sekali lagi, membuka pintu bagi
jalannya konservasi. Gua Maria menjadi berkat bagi alam ciptaan.
Sementara itu gua Maria
Jatiningsih di Klepu, misalnya. Di sana ketika di bangun gua, sudah terdapat
pohon-pohon besar. Namun, pohon-pohon tersebut dipertahankan tetap hidup,
bahkan diperkaya dengan jenis tanaman lain. Gua Maria Sendangsono dan
Sriningsih pun demikian. Di sana masih terdapat pohon yang sangat besar yang
menjadi media penyimpanan air. Air tersebut tak hanya digunakan untuk sarana
berdoa, tetapi air tersebut juga dimanfaatkan penduduk sekitar untuk konsumsi
air minum, memasak, maupun pengairan sawah.
![]() |
www.panoramio.com |
Gua
Maria memiliki fungsi strategis. Selain menjadi tempat devosi, gua Maria juga
menjadi tempat konservasi alam yang tertata dan terawat. Implikasi yang
berkembang adalah, semakin banyak peziarah yang datang, maka hal itu berpeluang
memutar roda perekonomian masyarakat di sekitar gua yang turut meraup rejeki
entah membuka toko atau lapak berjualan benda-benda devosi ataupun menjual
makanan khas setempat. Bukankah itu semua sesuatu yang sangat baik? Para
pengelola gua Maria mestinya sadar betul akan visi tersebut bahwa gua Maria
membuka relasi yang utuh antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama
manusia dan manusia dengan alam ciptaan.
Dengan
hal itu, maka dapat disimpulkan bahwa dengan makin banyak gua Maria, maka alam
semakin terjaga, roda perekonomian juga makin berputar kencang.
Tantangan
Namun, dari
berbagai manfaat tersebut ada hal-hal yang mengganjal yang mestinya kita sikapi
bersama. Tak semua pengunjung yang datang menyadari hal itu. Banyak pengunjung
yang datang membawa sampah-sampah bungkus makanan yang dibuang di tempat itu.
Akibatnya, sampah tersebut, seiring berjalannya waktu semakin banyak. Dalam situasi
itu, pengelola tidak siap dengan pengelolaan sampah. Akibatnya sampah menjadi
semakin banyak dan mengotori tempat yang indah tersebut.
Di samping itu,
penduduk yang berjualan di tempat tersebut pun belum semua memiliki visi akan
pelestarian lingkungan, misalnya banyak di antara mereka yang memakai kemasan
makanan atau barang dagangannya dengan kemasan-kemasan yang tak ramah
lingkungan.
Jika
hal ini dibiarkan berlarut-larut, tentu yang terjadi adalah gua Maria menjadi tempat
yang kurang menarik karena sampah-sampah tak terkelola dengan baik. Pengunjung
merasa tidak nyaman. Akibat pengunjung sepi, maka penjual yang menggantungkan
rejeki di tempat tersebut terkenan dampaknya. Alam sekitar pun terganggu karena
di antara sampah tersebut ada yang sulit untuk diuraikan kembali ke bumi.
Peluang
Mengingat gua Maria
menjadi magnet yang selalu menarik para peziarah, menjadi tempat konservasi dan
menjadi tempat berputarnya roda ekonomi, ada beberapa peluang yang bisa
dikembangkan. Pertama, gua Maria
selain menjadi tempat devosi, juga menjadi tempat animasi akan pentingnya
pelestarian keutuhan ciptaan. Para pengelola diandaikan sudah sadar betul akan
fungsi dan kondisi alam yang terawat serta tahu secara persis melestarikan
alam.
Maka hal-hal yang saya rasa baik untuk diadakan
di tempat devosi itu adalah, selain menjadi tempat doa yang nyaman, juga menjadi
media pendidikan pelestarian keutuhan ciptaan yang bisa dinikmati baik
anak-anak, kaum muda maupun orang dewasa.
Hal itu bisa dilakukan misalnya
dengan identifikasi jenis-jenis flora dan fauna yang ada di tempat tersebut.
Pasti di antara pengunjung ada yang tak tahu secara lengkap jenis-jenis flora
dan fauna di tempat tersebut. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menyediakan
cara-cara pengelolaan sampah yang diharapkan bisa menjadi pemicu bagi para
peziarah yang datang supaya melakukan pengelolaan sampah di tempat atau
rumahnya masing-masing dengan baik. Pengelola Gua Maria Kerep Ambarawa sedang
mengupayakan hal ini.
Aksi-aksi yang mudah dilakukan
misalnya pembuatan biopori yang bisa membantu peresapan air juga perlu
dikenalkan di tempat tersebut. Semua itu, sebisa mungkin bisa diakses para
pengunjung sehingga mereka benar-benar memiliki pengetahuan yang baru perihal
pentingnya menjaga kelestarian alam. Bila mungkin di tempat tersebut disediakan
bibit-bibit tanaman yang bisa didapatkan para pengunjung dengan cara gratis
maupun membeli. Di tempat-tempat strategis di sekitar gua, mungkin baik jika
disampaikan pesan-pesan singkat yang menggigit misalnya, “Makin Beriman, Makin
Ekologis”.
Dengan
demikian, setiap peziarah yang datang ke gua Maria, selain mendapatkan kekuatan
rohani karena berdevosi, mereka juga bisa memperoleh pengetahuan ekologi yang
bisa diterapkan di tempat tinggal mereka masing-masing. Setidaknya mereka
disadarkan bahwa semakin beriman seseorang, maka ia semakin ekologis.
إرسال تعليق for "Gua Maria: Tempat Devosi, Konservasi dan Media Pembelajaran Ekologis "
Kesan/Pesan
إرسال تعليق