Mas, Standar!

Kata orang-orang, sekarang kita sangat sulit mencari orang baik. Mereka mendengar dan menyimak berita di berbagai media tentang kejahatan seperti korupsi, kekerasan, tawuran, pembunuhan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya. Seolah semua itu melenyapkan barang satu titik kebaikan pun pada manusia.

Siang, di suatu daerah di Semarang, kupacu Paulus secepat mungkin. Tiba-tiba seorang tukang becak yang tengah mengayuh sepeda dari arah berlawanan berteriak,"Mas, standar!" Aku pun menoleh ke bawah melihat standar si Paulus Honda Grand 96-ku. Benar, standarku belum kunaikan dan masih mengacung ke bawah. Padahal hal itu sangat membahayakan. Bisa saja aku jatuh terguling ketika membelokkan Paulus ke arah kiri.

Namun, berkat teriakan si tukang becak, aku pun selamat. Dan bapak tukang becak itu pun terus melaju dan tak kulihat lagi. Aku hanya mengucapkan terima kasih dalam hati. Dia memberi kebaikan padaku tanpa berpikir aku berbuat baik kembali padanya. Maka, ia tak menghiraukan balasan dariku.


Ternyata di jalanan yang orang menyebut saat ini solidaritas sudah tidak ada, justru solidaritas itu masih dihidupi dengan berapi-api oleh tukang becak yang menata hidupnya saja masih jauh dari kelebihan. Hidupnya prihatin, namun ia tidak terfokus pada penderitaan dirinya. Justru dengan gembira dan berteriak lantang mengingatkanku untuk membetulkan letak standar.

Bagi sementara orang, mungkin perbuatan tukang becak itu, ringan, seringan ia berteriak. Saya setuju hal itu ringan bagi si tukang becak karena ia sudah sangat terbiasa melakukan hal itu. Sehingga tak pernah ada beban sedikitpun di hatinya untuk memperhatikan keselamatan orang lain yang tak dikenalnya.

Kebaikan memang masih bisa ditemukan di jalanan. Bahkan sangat murah meriah karena orang melakukannya dengan suka cita bahkan oleh orang yang sangat sederhana.

Tentu akan berbeda dengan situasi ini. Ketika tahu mendengar teman kerjanya jatuh dari sepede motor, orang itu justru bersorak gembira karena orang yang tak disukainya kecelakaan. Dia merasa bahwa musuhnya sudah mendapatkan balasan.

Rasakan perbedaannya dengan tukang becak sebelumnya. Dia justru berusaha mencegah supaya kecelakaan itu tak terjadi. Maka, ia dengan tulus iklas mengingatkan para pengendara sepeda motor supaya memastikan standar motornya sudah di posisi yang benar. "Mas, standar!" "Mbak, standar!"
Lukas Awi Tristanto Tanggal 23 Juni 1979, tiba-tiba aku terlempar ke dunia. Rupanya Tuhan memberi aku kesempatan untuk berziarah menikmati harumnya kehidupan.

Posting Komentar untuk "Mas, Standar!"