Tidak hanya melayani
para peziarah, Tim Pengelola Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) pun melayani hidup
rohani orang muda Katolik (OMK) melalui penyelenggaraan Ekaristi Novena OMK
sejak Februari-Oktober 2012. Ekaristi Novena dilakukan dengan melibatkan
petugas liturgi dari berbagai kelompok OMK yang ada di sekitar Semarang dengan gaya
khas OMK yang ekspresif.
Tentu berita ini sangat
menggembirakan karena yang menjadi subyek perhatian adalah OMK yang kelak akan menjadi
pilar Gereja dan Bangsa. Sebagai penerus Gereja dan bangsa, OMK meski perlu
mempersiapkan diri membentuk dirinya supaya siap menyambut tongkat estafet pada
saatnya.
OMK
di tengah gempuran tantangan budaya dan teknologi canggih dipanggil untuk memiliki
iman yang tangguh dan mendalam. Selain untuk tetap mempertahankan dirinya
supaya tidak larut dalam arus konsumtivisme, pragmatisme, dan budaya instan
yang merusak relasi intim dengan Allah, OMK juga dituntut untuk mempertanggungjawabkan
imannya di tengah dunia yang makin sekular dan menyangsikan peran iman.
Hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2009 secara khusus
menggambarkan karakteristik pemuda. Generasi yang tergolong melek teknologi ini
dinilai sangat pragmatis dan lebih berorientasi pada kepentingan pribadi.
Kuatnya orientasi pencapaian materi, seperti kekayaan, keterkenalan, dan
kesuksesan pribadi, lebih menonjol dibandingkan orientasi sosial mereka,
seperti ketertarikan dalam bidang sosial, politik, dan kemasyarakatan. Bagi
mereka, persoalan di luar dirinya cenderung kurang dipedulikan ketimbang persoalan
diri.
Tentu gambaran tersebut tidak kita harapkan. Justru OMK
dipanggil untuk semakin relevan dan signifikan baik bagi kelangsungan hidup
Gereja maupun masyarakat di sekitarnya. Maka kesucian dan relasi yang mendalam
dengan Allah serta keterlibatan dalam karya sosial dan aksi nyata bersama
dengan keprihatian masyarakat dan bangsa menjadi hal yang semestinya digumuli
OMK.
Nabi Yeremia menjadi teladan orang yang mau membuka dirinya
untuk memaknai kemudaanya setelah TUHAN berfirman:
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau
Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu,
haruslah kausampaikan (Yer 1:6-7).
Demikian juga dengan Beato
Pier Giorgio Frassati. Pemuda kelahiran Turin, Italia itu mengisi kemudaannya
dengan kesucian dan keterlibatan bersama orang-orang yang menderita, miskin
maupun sakit hingga akhirnya dia meninggal pada usia 24 tahun karena tertular
penyakit polio yang diderita oleh orang yang didampinginya. Dia total dalam
melayani kaum miskin.
Sedangkan teladan kesucian dicontohkan oleh Carlo Acutis yang
meninggal dunia pada usia 15 tahun karena leukimia. Dia mengumpulkan dan
mempromosikan berbagai mukjizat ekaristi dari seluruh dunia ini. Akibat
tindakannya, banyak orang tergerak untuk lebih mencintai ekaristi dalam
hidupnya.
Maka, kegiatan Novena OMK yang dilakukan GMKA
patut diapresiasi supaya OMK terpanggil hidup kudus dan menjadi pribadi yang
signifikan dan relevan dengan Gereja maupun masyarakat sebagaimana yang diteladankan
Nabi Yeremia, Beato Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis.
Posting Komentar untuk "Membangun OMK yang Signifikan dan Relevan"
Kesan/Pesan
Posting Komentar