Sebagai orang Jawa,
saya kerap mendengar falsafah Jawa, “wong
urip iku mampir ngombe,” yang kemudian diartikan bahwa hidup manusia di
dunia ini hanya sesaat seperti orang berhenti sesaat untuk minum. Implikasinya,
karena hanya hidup sesaat, manusia diharapkan hidup baik.
Hidup di dunia ini
hanya sesaat, karena manusia sebagaimana yang dipercaya dalam budaya Jawa dan
agama-agama, akan mengalami hidup kekal setelah kematiannya di dunia ini. Jadi
dunia ini hanyalah kesementaraan saja.
Minum adalah peristiwa
yang singkat. Jika hidup digambarkan seperti peristiwa minum, maka hidup ini
amat singkat. Menjadi amat singkat karena bandingannya adalah kehidupan kekal
setelah manusia mati di dunia ini.
Ada banyak cara orang
minum. Ada yang dengan tergesa sehingga dalam sekali teguk, segelas air habis.
Cara minumnya pun hanya dilakukan dalam diam, tanpa komunikasi dengan orang
lain. Namun, ada pula masyarakat yang sembari minum, mereka justru melakukan
komunikasi, bercengkerama dengan orang lain. Peristiwa minum mendatangkan
peristiwa lain. Artinya, meski hanya minum, selain untuk kesehatan dan menyegarkan tubuh, minum juga menjadi
sarana saling menyapa antarpribadi.
Lebih kentara lagi
kalau minumnya di kafe, warung atau angkringan. Justru dari peristiwa minum itu,
lintasan peristiwa-peristiwa hadir selama kita jeda dalam peristiwa minum itu.
Bahkan melalui minum itu, persahabatan makin mengkristal, orang bisa saling
berbicara dari hati ke hati. Tak jarang pula ide-ide kreatif dan positif muncul
dari perjumpaan itu.
Artinya, meski hanya
peristiwa minum, banyak hal baik yang bisa dilakukan. Bahkan menyelamatkan jiwa
seseorang pun bisa dilakukan. Dengan demikian jiwa orang itu menjadi hidup. Tak
jarang orang curhat kepada sahabatnya sambil minum. Peristiwa minum menjadi
ruang penyelamatan. Selain minum adalah usaha untuk melestarikan kehidupan
karena yang diminum yakni air adalah sumber kehidupan itu sendiri, peristiwa
minum juga menjadi sarana menyelamatkan kehidupan orang lain.
Berdasarkan Injil Yohanes
4:1-29, dikisahkan pada suatu siang kira-kira pukul 12, Yesus yang sedang
melakukan perjalanan dari Yudea ke Galilea keletihan dan kehausan. Ia berhenti
di sumur Yakub di Samaria. Beberapa saat kemudian, datanglah seorang perempuan
yang hendak mengambil air dari sumur. Yesus berkata, “Berilah Aku minum!” Sejak
itulah terjadi dialog-dialog yang membebaskan. Yesus menghancurkan kebencian
dan kehinaan seseorang, dan justru ia memulihkan martabat manusia si perempuan
itu.
Orang Samaria pada
waktu itu dianggap hina oleh orang Yahudi. Namun, Yesus yang adalah Yahudi
justru menghormati perempuan itu. Perempuan itu, setelah gagal menikah 5 kali
dan kemudian kumpul kebo dengan seorang laki-laki tidak dipandang hina oleh
Yesus. Pada waktu itu, perempuan dianggap rendah jika dibanding laki-laki,
namun Yesus justru berbincang dengannya secara setara. Perempuan itu pun heran
akan sikap Yesus karena tidak seperti Yahudi pada umumnya. “Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?”
Dialog di seputar sumur yang dimulai dari peristiwa
sederhana, Yesus haus dan kemudian ingin minum air sumur itu menjadi peristiwa
pembebasan bagi perempuan itu. Martabat perempuan itu diangkat. Dan tidak hanya
itu, jiwanya diselamatkan, “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air,” kata perempuan itu.
Minum dalam peristiwa itu tidak hanya singkat dan
untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Namun, minum dalam peristiwa itu menjadi
peristiwa pembebasan. Meskipun singkat, peristiwa itu menjadi peristiwa
pembebasan bagi perempuan yang sebagai orang Samaria dianggap hina dan berdosa,
sebagai perempuan dianggap rendah, sebagai pelaku kumpul kebo dianggap berdosa.
Filosofi Jawa yang mengatakan urip iku mung mampir ngombe semestinya menjadi inspirasi peziarahan
hidup yang singkat. Tidak terjebak pada peristiwa minumnya, namun justru
menyadari dalam saat yang singkat, sesingkat orang minum, hidup ini dipadati
dengan keutamaan diri maupun pembebasan untuk yang lain. Hidup meskipun singkat
menjadi saat yang padat untuk melakukan banyak hal baik.
إرسال تعليق for "Tak Sekadar Minum"
Kesan/Pesan
إرسال تعليق