Syukur

Syukur, saya rasa itu hanya satu hal yang wajib kita ucapkan. Mengapa? Banyak alasan untuk mengucap itu. Hidup adalah syukur. Karena dengan hidup, kita bisa memaknai diri kita, hidup ini dengan segala kemudahan dan kesulitannya.

Saya merasa syukur itulah yang membuat kita bisa meloncati tembok-tembok kesulitan. Dengan syukur, kita ancang-ancang akan berlari kencang menuju masa depan dengan penuh harap. Syukur merupakan modal awal kita dalam mengusahakan hidup, ibarat seorang pengusaha yang memulai usahanya.

Syukur merupakan bentuk apresiasi atas diri kita dan orang lain yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan diri kita yang sudah kita capai. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur.

Dalam situasi apapun, kita bisa bersyukur. Karena syukur merupakan letupan yang muncul dari dalam hati bukan dari luar hati. Kita bersyukur bukan karena kita mencapai prestasi ini itu. Kita bersyukur bukan karena telah mendapat ini itu. Kita bersyukur karena kita adalah syukur itu.

Hidup kita adalah syukur. Seterpuruk apapun, sesukses apapun, kita bersyukur. Bersyukur tanpa sebab sebab kita memang layak bersyukur.

Yang lebih penting lagi setelah bersyukur adalah kelanjutannya. Setelah bersyukur kita melesat bagaikan anak panah yang melesat setelah direntang melalui busur panah. Kita melesat menggapai hidup. Semakin jauh, semakin dalam, semakin bermakna, tanpa membiarkan hidup ini dengan kesia-siaan.  

Lukas Awi Tristanto Tanggal 23 Juni 1979, tiba-tiba aku terlempar ke dunia. Rupanya Tuhan memberi aku kesempatan untuk berziarah menikmati harumnya kehidupan.

إرسال تعليق for "Syukur"